IMF-WB AM 2018,100 Hotel akan Dipesan 

IMF-WB AM 2018,100 Hotel akan Dipesan 

Pertemuan tahunan Dana Moneter International Monetary Fund-World Bank Annual Meeting (IMF-WB AM) 2018 membuat sejumlah hotel di Bali, khususnya wilayah Nusa Dua, Pecatu, Jimbaran, Benoa penuh pada 8-14 Oktober 2018. Saat ini saja, ribuan kamar sudah terpesan untuk beberapa hotel dan ada prediksi tiga sampai lima bulan mendatang 100 hotel akan dipesan lagi. Bagaimana dengan tarif hotel, benarkah ada kenaikan memanfaatkan momen IMF ?

 

IMF-WB AM 2018 diperkirakan ada 15.000 delegasi dari 189 negara hadir dalam acara berskala internasional tersebut. Jumlah tersebut baru sebatas delegasi yang mengikuti acara, belum termasuk keluarga mereka yang ikut serta, maupun wisatawan mancanegara dan domestik yang mengunjungi Bali pada periode tersebut. Keadaan ini memungkinkan banyak jumlah kamar hotel terpesan, bahkan setahun lalu banyak pemesanan kamar sudah masuk dan diprediksi akan terus bertambah hingga mendekati even internasional terkait ekonomi dan keuangan tersebut.

 

Tidak hanya hotel yang harus mempersiapkan failitas, diprediksi ada 100 pesawat yang akan mendarat di Bali dan bandara lainnya untuk mendatangi pertemuan tersebut. Dari sisi ekonomi, even IMF dan Bank Dunia 2018 tersebut bisa memberikan efek positif bagi pertumbuhan ekonomi Bali maupun Indonesia karena banyak sektor yang terdukung mulai usaha kecil mikro dan menengah, pariwisata, transportasi dan masih banyak lainnya. Bank Indonesia Bali mengestimasikan potensi perputaran uang pada acara IMF-World Bank di Bali akan mencapai Rp 5,7 triliun.

 

Ketua Bali Hotel Association (BHA) Ricky Putra mengatakan, kurang lebih 4.500 kamar saat ini sudah terpesan sejak enam bulan bahkan setahun lalu. Untuk memenuhi permintaan delegasi terkait jumlah kamar tersebut akan ada 100 hotel lagi yang kemungkinan akan dipesan tiga hingga lima bulan ke depan.

 

“Sampai saat ini jumlah pemesana kamar sekitar 60 persen sehingga dalam waktu dekat ini akan ada lagi pemesanan sehingga kapasitas kamar yang dibutuhkan akan terpenuhi,” katanya.

 

Pihaknya mengakui, untuk IMF hotel yang dipesan ada peluang mencapai 43-45 hotel di Nusa Dua, Benoa 32 hotel, Pecatu 23-25 hotel dan jumlah ini tidak akan cukup mengingat skala dunia sehingga estimasi kawasan tidak hanya dekat acara, namun juga ke hotel di Sanur. Hotel di Sanur ini kemungkinan bisa untuk awak media dari berbagai negara maupun nasonal.

 

 Untuk di Benoa saja, dari 32 hotel yang buy out mencapai 15 hotel atau sudah full booking.

 

“Anggota BHA pada prinsipnya siap 100 persen mendukung kelancaran kegiatan tersebut, tinggal eksekusi saja,” terangnya.

 

Menurutnya hotel-hotel di Bali sudah siap karena biasa melayani kegiatan MICE ataupun even internasional lainnya, satu contoh saat APEC beberapa tahun lalu. Itu terlihat dari adanya pemesanan kamar di Westin, Nusa Dua yang akan didesain sebagai kantor selama sebulan yaitu dua minggu sebelum acara hingga dua minggu sesudah kegiatan tersebut.

 

Kesiapan hotel saat acara IMF, kata General Manager The Royal Santrian ini, bisa terlihat dari persiapan terkait fleksibel jadwal dan memenuhi permintaan pemesan baik sebelum dan sesudah acara. Persiapan sudah ditingkatkan 3-4 kali, di antaranya pelayanan mulai saat sarapan, misal sebelumnya hotel hanya melayani buffet namun jika ada yang minta breakfast room service tentu akan dipenuh begitupula dari segi menu makanan dan minuman.  

 

“Hotel memiliki standar operasional prosedur (SOP) terkait pelayanan dan jenis menu makanan yang akan disajikan ke delegasi berbagai negara sehingga harapannya para tamu yang menginap betul-betul puas,” terangnya.

 

Terkait tarif hotel diisukan mengalami peningkatan memanfaatkan kegiatan skala dunia?. Ricky menegaskan, BHA memastikan tidak ada perlakuan seperti yang diisukan tersebut. Para GM dan hotel sudah memiliki kebijakan terkait besaran tarif dari skala rendah hingga tertinggi serta mereka tidak boleh memainkan tarif.

 

“Kami pastikan tidak ada hotel yang menaikkan tarif,” ucapnya.

 

Rate tinggi karena pada Oktober masih high season bukan sengaja hotel melipat gandakan tarif mengambil keuntungan di tengah momen. High season terbaik di Bali pada Juli, Agustus, September dan Oktober, sehingga konotasi menaikkan tarif perlu diluruskan.

 

“Tarif hotel yang berlaku murni pada Oktober itu sesuai rate yang dimiliki setiap hotel. Ada tidaknya even IMF, harga tetap segitu,” jelasnya.

 

Pihaknya pun menyampaikan, tidak mungkin juga BHA meminta anggota untuk menurunkan rate dari harga yang biasa diterapkan tersebut. Selama tiga tahun ini kalangan hotel menggunakan dinamic rate yaitu makin tinggi permintaan maka harga mengikuti, begitupula sebaliknya karena hukum pasar yang mempengaruhi tetapi masih dalam batas rendah dan tinggi tadi.

 

“Misal tahun lalu pada periode Oktober paling tinggi Rp 3 juta maka ada IMF kali ini menjadi Rp 4 juta, itu tidak dibolehkan,” imbuhnya.

 

BHA pun, kata Ricky, sudah mengecek tidak ada yang menaikkan rate, karena rata-rata tarif 150-500 dolar AS atau Rp 1,8 juta – Rp 6 jutaan dan itu harga yang wajar karena saat ini saja ada Rp 5 juta per malam.

 

“Kami harapkan dipisahkan seassonal rate dengan high season rate,” harapnya.

 

Di sisi lain terkait wisatawan mancanegara maupun doemstik yang biasanya datang pada periode tersebut, Ricky menerangkan, sudah pasti akan kesulitan memperoleh kamar hotel. Solusinya, para anggota asosiasi hotel terpaksa untuk menggeser jadwal tamu yang akan datang pada Oktober mendatang.

 

“Bagi mereka yang akan datang pada periode acara maka disarankan dipindahkan jadwalnya menjadi November atau datang lebih awal sebelum acara,” tuturnya.

 

Sementara Kepala KPw BI Bali Causa Iman Karana menyampaikan, BI Bali optimis pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata pada 2018 mengalami peningkatan enam hingga 6,4 persen. Prediksi tersebut didukung oleh sejumlah indikator, di antaranya terselanggaranya Pilkda serentak dan akan berlangsungnya Pertemuan Tahunan IMF-WB pada Oktober 2018.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait