Katrol Kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan Sasar Pasar Tradisional

Katrol Kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan Sasar Pasar Tradisional

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenegakerjaan melakukan upaya untuk mengatrol kepesertaan. Salah satunya dengan menggiatkan sosialisasi ke pasar tradisional. Kali ini yang menjadi sasaran adalah Pasar Kumbasari, Denpasar.

Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Bukan Penerima Upah (BPU) BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bali Denpasar, I Ketut Arja Leksana kepada wartawan, Senin (16/10/2017) mengaku sengaja menyasar Pasar Kumbasari untuk mengatrol kepesertaan naker informal. Tidak hanya di pasar yang berlokasi dijantung Kota Denpasar itu, pihaknya juga mendatangi seluruh pasar tradisional jaringan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Denpasar.

"Ini kaitannya dengan edukasi pasar sadar jaminan sosial ketenagakerjaan, tiga desa sadar jaminan sosial ketenagakerjaan, dan mall sadar jaminan sosial ketenagakerjaan. Jadi kita mengakuisisi para pedagang khususnya di Pasar Kumbasari. Kita sudah mendapatkan restu, atau izin dari Walikota Denpasar, bahwa kita akan mengedukasi seluruh pasar dibawah PD. Pasar Kota Denpasar. Kalau tidak salah sekitar dua belas pasar lah," jelasnya.

Khusus di Pasar Kumbasari, BPJS Ketenagakerjaan melihat potensi 1.000 naker informal bisa digaet menjadi peserta. Namun ia tidak memasang angka muluk dari kegiatan yang dilaksanakan secara periodik tiap tahunnya.

"Ini Kumbasari ya, harapan saya seribu, tetapi jangan terlalu gegabah lah, mungkin sekitar empat ratus sampai lima ratus disini, tetapi kita ada pasar lain. Yang pentingkan kita dalam sosialisasi tidak hanya masalah ramainya ini, tetapi kita kepada kios-kios ini, kepada peserta sudah kita pasangi plakat, itu berarti kios itu sudah terdaftar termasuk pekerjanya. Akan kita garap terus, ini bekerjasama dengan PD Pasar, kalau kita sendiri agak susah," kata Arja Leksana.

Ia mengungkapkan, dari roadshow keseluruh pasar di Kota Denpasar sejak tahun 2016, jumlah pedagang atau naker informal yang menjadi peserta baru 700 orang. Jumlah itu diakui masih jauh dari capaian ideal.

Sedangkan secara keseluruhan peserta dari naker informal atau bukan penerima upah sebanyak 13.024 orang hingga September 2017. Jumlah itu berasal dari berbagai segmen diantaranya pedagang, nelayan, driver transportasi daring (online), dan anggota Taruna Tanggap Bencana (Tagana). Ia yakin target 22.900 peserta naker informal atau bukan penerima upah akan tercapai dipenghujung tahun ini.

"Masih jauh. Kalau dengan target saya yang 22.900 baru 13 ribuan, itu baru sekitar 54 persen. Masih jauh dibawah target, tetapi dengan adanya kita tiga bulan kedepan ini edukasi di pasar-pasar itu harapannya kita bisa tertutupi disitu," ungkap Kabid Pemasaran Bukan Penerima Upah (BPU) BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bali Denpasar tersebut.

Dalam sosialisasi di Pasar Kumbasari, pihaknya juga menyampaikan feedback atau keuntungan yang didapatkan setelah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Para peserta dari naker informal yang wajib mengikuti dua program, berhak mendapatkan pertanggungan untuk Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan Jaminan Kematian (JKM).

"Dengan Rp. 36.800 dia sudah antusiasis, malah ada yang bisa memilih kalau lebih dari itu silahkan. Disitu Jaminan Kecelakaan Kerjanya kan Rp. 10.000, Jaminan Kematiannya Rp. 6.800, dan menabung dia itu Rp. 20.000 perbulan. Wajibnya dua, Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian. Tetapi kita selalu edukasi jangan sampai hanya dua saja, begitu dia tidak bisa bekerja kan tidak ada uang kembali, tetapi kalau kita tambah lagi dengan Jaminan Hari Tua, maka dia ada jaminan setelah tidak bisa bekerja," tutupnya.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait