BDF 2015, Wapres Jusuf Kalla Tegaskan Demokrasi Tanpa Kekerasan

BDF 2015, Wapres Jusuf Kalla Tegaskan Demokrasi Tanpa Kekerasan

Kabardewata - Merebaknya kasus terorisme beberapa waktu lalu seperti yang terjadi di Perancis serta isu pergerakan radikal seperti ISIS mengedepankan kekerasan merupakan sebuah contoh gagalnya pelaksanaan demokrasiyang. Gerakan ISIS yang muncul di Negara Irak dan Syria tersebut merupakan  suatu bentuk dimana gerakan tersebut menegakkan demokrasi dengan menggunakan cara cara kekerasan. Demokrasi tidak bisa ditegakkan dengan kekerasan melainkan harus ditegakkan dengan cara cara yang demokratis dan diperlukan kebersamaan dalam mewujudkannya. 

Demikian disampaikan Wakil Presiden Republik Indonesi Jusuf Kalla dalam sambutannya saat membuka Bali Demokrasi Forum (BDF)  ke-8 di Bali Nusa Dua Convention Centre.Lebih lanjut Jusuf Kalla menyampaikan bahwa demokrasi bukanlah sebagai sebuah tujuan melainkan sebuah cara dalam mencapai tujuan tersebut dimana tujuan tersebut adalah   mewujudkan rakyat  yang sejahtera.

Dalam ajang BDF  kali ini yang bertajuk “Democracy and Effective Public Governance” ini Wapres berharap masing masing negara peserta dapat saling bertukar pikiran serta sebagai ajang menyimak pengalaman  pelaksanaan demokrasi dari masing masing negara peserta dimana demokrasi adalah sesuatu yang  bersifat universal yang akan disesuikan dengan keunikan keunikan yang dimilki oleh masing masing negara. “ Tidak ada copy paste dalam pelaksanaan sebuah demokrasi, semua akan tergantung pada keunikan masing masing tempat,” imbuhnya. 

Demikian pula halnya dengan Indonesia yang sudah sekian kali mengalami perubahan sistem demokrasi dari demokrasi  parlementer, demokrasi terpimpin dan demokrasi terbuka sehingga ia berharap dengan pengalamannya dalam hal demokrasi dimana dalam pelaksanannnya tentu saja mendapatkan berbagai kendala dan permasalahan dan hal ini dapat dijadikan sebagai suatu  pengalaman untuk disimak  bagi negara negara peserta konferensi. Ia juga menggarisbawahi  pelaksanann demokrasi ekonomi yang  sejalan dengan demokrasi dalam bidang politik. Sehingga  dengan demikian pelaksanaan demokrasi akan sesuai dengan tujuan demokrasi itu sendiri yaitu mensejahterakan masyarakat  karena  apabila tujuan demokrasi tidak tercapai maka hal tersebut akan mengakibatkan runtuhnya sistem demokrasi itu sendiri. 

Dalam konferensi yang dihadiri 89 negara ini Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang mendampingi Wapres Jusuf Kalla dalam sambutan secara lisannya menyambut baik penyelenggaraan  BDF kali ini . Pastika berharap pelaksanaan BDF  yang merupakan acara tahunan yang digagas oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono akan membawa pengaruh yang sangat baik bagi warga Bali dan Indonesia karena bagi Bali Perdamaian dan  demokrasi merupakan hal yang utama  dan ia  yakin hasil dari BDF akan memberi manfaat serta sangat berguna bagi masyarkat Bali.  

Sementara itu Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi menuturkan bahwa terdapat 89 negara dan tiga organisasi internasional hadir di acara ini untuk melakukan perubahan dalam berbagai hal. Seperti misalnya terorisme, dan juga kekerasan pada wanita dan anak-anak. Selain itu peperangan di beberapa negara harus segera diselesaikan disamping  masalah para migran yang  juga harus segera diatasi. Demokrasi saat ini haruslah relevan. Ia juga menambahkan bahwasannya pelaksanann BDf mendapat respon posituf diman hal ini dibuktikan dengan jumlah  peserta konferensi yang semakin meningkat . 

Dalam pelaksanaan BDF yang  terbagi dalam diskusi panel serta debat ini  para peserta akan mendengar pengalaman pengalaman demokrasi dari negara lain . Menutup sambutannya Retno menyampikan  hal yang terpenting adalah bagaimana kita menghasilkan sesuatu yang baik di tahun ini serta keberadaan   BDF akan dapat mendukung pelaksanaan demokrasi di berbagai negara.


Ditayangkan sebelumnya dari situs redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait