Lihat Potensi Pelajar, OJK Geliatkan Kegiatan Menabung

Lihat Potensi Pelajar, OJK Geliatkan Kegiatan Menabung

Kabardewata - Melihat tingginya potensi penabung kalangan pelajar dan guna mengembalikan budaya menabung di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya menggeliatkan kembali kegiatan menabung di kalangan generasi muda, khususnya yang belum mempunyai kartu tanda pengenal (KTP). Hal ini diwujudkan dalam produk terbaru yang diinisiasi OJK bernama Simpanan Pelajar (SimPel), yang diharapkan bisa diterapkan oleh seluruh perbankan di Indonesia. Edwin Nurhadi selaku Deputi Direktur Direktorat Pengembangan Inklusi Keuangan, berupaya menginisiasi program menabung ini bersama perbankan pada 14 Juni 2015. Dilanjutkan dengan aktivasi penerapan oleh 20 perbankan pada 8 September 2015. "Kemudian kami canangkan budaya menabung SimPel ini secara nasional pada 21 Oktober 2015. 

Latar belakang lahirnya SimPel ini melihat potensi siswa cukup besar di Indonesia. Bayangkan saja, ada sekitar 50 juta pelajar di Indonesia dan 250 ribu sekolah, bisa menjadi potensi bagi industri perbankan untuk meraup tabungan SimPel ini," katanya dalam Pelatihan Jurnalistik Keuangan Wilayah Kerja OJK Bali, di Padma Resort, Payangan, Gianyar.

Lanjutnya, peluncuran produk ini sebagai satu diantara upaya inklusi keuangan kepada masyarakat, guna memberikan pemahaman kepada masyarakat akan hak dan kewajiban akses keuangan termasuk ke perbankan sejak dini. Mengingat literasi keuangan secara nasional masih cukup rendah diangka 22 persen. Edwin mengatakan, pengembangan produk SimPel ini sejalan dengan program pemerintah sebagaimana dituangkan dalam Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN tahun 2015-2019. Alasan lainnya, kata dia, sebagai amanat strategi nasional literasi keuangan Indonesia, memperkuat akses keuangan dan menajamkan literasi serta inklusi keuangan kepada pelajar/mahasiswa di tahun 2015. 

"Tabungan ini juga bisa memenuhi kebutuhan produk keuangan berupa tabungan dengan karakteristik dan fitur yang sesuai dengan kebutuhan kelompok pelajar/siswa," katanya. Benefit SimPel ini, kata dia, bebas biaya administrasi, anak yang membuka tabungan merupakan pemilik langsung  baik di buku tabungan maupun di kartu ATMnya.  Setoran awalpun terbilang murah, yakni Rp 1.000 untuk SimPel syariah dan Rp 5.000 untuk SimPel konvensional. "Bahkan jangka waktu rekening dorman sampai jangka waktu 12 bulan, jadi tidak perlu khawatir," imbuhnya. 

Edwin mengatakan, dasar hukum SimPel ini belum ditetapkan dalam peraturan OJK (POJK) hanya berupa generic model saja, seperti MoU atau kesepakatan bersama saja antara perbankan dan stakeholder terkait. "Takutnya kalau pake POJK nanti memberatkan perbankan, ini kan tujuannya mendorong budaya menabung saja," katanya.

Bahkan pihaknya juga telah melakukan MoU bersama Kementrian Agama dan Kementrian Pendidikan guna mengimbau sekolah untuk ikut berpartisipasi dalam produk SimPel ini. 

"Jadi nanti, dari sisi perbankan akan didekati oleh OJK. Sementara dari sisi sekolah dan instansi terkait akan didekati oleh leading sektornya seperti Kemenag dan Kemendikbud," ujarnya. Mekanisme SimPel ini akan dikerjasamakan antara perbankan bersama pihak sekolah dengan melakukan perjanjian. "Jadi pihak perbankan yang akan datang ke sekolah untuk pick up servicenya, supaya anak-anak siswa bisa merasakan sensasi menabung secara langsung," katanya. 

Secara umum, syarat dan ketentuan untuk mengikuti produk ini adalah terdaftar sebagai warga negara Indonesia dan merupakan tabungan perseorangan untuk siswa. Diperuntukkan bagi siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, Madrasah (MI, MTs, MA) atau sederajat yang berusia di bawah 17 tahun dan belum memiliki KTP. Kemudian pembukaan rekening dilakukan melalui kerjasama antara sekolah dengan bank sesuai kebijakan masing-masing bank. Sekolah dapat bekerjasama dengan lebih dari 1 bank dan orang tua atau wali siswa bisa memberikan kuasa kepada pejabat sekolah yang ditunjuk atau pihak lain untuk pembukaan rekening SimPel. 

"Siswa hanya diperkenankan memiliki 1 rekening SimPel di satu bank yang sama dan tidak boleh join account atau rekening bersama," katanya. Penarikannya bisa dilakukan oleh siswa dengan mengisi slip penarikan yang ditandatangani siswa dan orang tua siswa. 

Lanjutnya, reward SimPel ini kepada siswa bukan berupa suku bunga melainkan reward hadiah seperti pensil, pulpen, peralatan sekolah dan asuransi pendidikan. "Tapi ada juga seperti BPR dan bank syariah biasanya memberikan  reward dan bunga juga," katanya. Sejauh ini telah ada 29 perbankan yang mengaktivasi produk SimPel ini menjadi produk perbankannya. Edwin menargetkan untuk tahun 2016, ada penambahan hingga 60 perbankan yang mengikuti program ini dan mengaktivasi produk SimPel sebagai satu diantara produk perbankannya. Dari 29 bank tersebut, 12 diantaranya adalah Bank Umum Syariah (BUS).

"Target tahun ini 100 ribu rekening, namun ternyata sudah melewati ekspektasi karena sampai sekarang sudah ada 375.222 rekening dengan nominal tabungan sebesar Rp 21.008 juta," katanya. Untuk itu, pihaknya menargetkan 2 juta rekening pelajar di tahun 2016. Untuk Bali, kata dia, ada beberapa bank yang telah melirik produk SimPel ini untuk dijadikan produk banknya. Beberapa bank lain yang telah menerapkan produk ini, adalah BJB, Bank Jatim, Bank Kalbar, Bank Sumsel, Bank Sumut, dan beberapa bank lainnya di Indonesia.


Ditayangkan sebelumnya dari situs redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait