Ketemu Menparekraf, IHGMA Bali : Untuk Breakthrough Bali Harus Berani

Ketemu Menparekraf, IHGMA Bali : Untuk Breakthrough Bali Harus Berani

Genap hampir setahun Bali telah dihantam tekanan dan gelombang pandemi covid-19, yang memporak porandakan seluruh sektor yang ada, terutama sektor handalan Bali yaitu Pariwisata. Kita semua sepaham dan sependapat bahwa ditahap awal ancaman keselamatan dan kesehatan menjadi prioritas bersama sehingga kita bersepakat untuk memasuki tatanan kehidupan era baru atau dikenal dengan New Normal, sehingga kita harus mematuhi dan menjalankan prokes CHSE dengan disiplin dan konsisten, namun setelah hampir setahun pandemic covid-19 kebijakan pemerintah pusat masih terfokus pada aspek kesehatan semata. 

Sedangkan Bali saat ini sudah memasuki tahapan komplikasi antara aspek kesehatan dan aspek ekonomi. Dalam menyikapi kondisi tersebut IHGMA Bali melakukan pertemuan tertutup dengan Kemenparekraf Bapak Sandiaga Uno 11 Februari di Poltekpar Bali untuk melakukan terobosan yang lebih berani, jelas dan terukur untuk Bali.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bapak Sandiaga Uno mengapresiasi dan mengucapkan selamat untuk Bali yang telah mengalahkan London menjadi World’s Most Popular Destination in 2021 Tripadvisor Travellers’ Choice Awards. 

Tentunya prestasi ini dalam kondisi pandemi menjadi penyemangat kita untuk segera bangkit bersama-sama dengan tetap menjalankan prokes CHSE yang ketat dan konsisten. 

Sandiaga Uno sekaligus mengapresiasi para General Manager Hotel sebagai pimpinan tertinggi dalam industri perhotelan dan berada pada garda terdepan serta tetap berjuang bersama-sama dalam menghadapi tekanan pandemi covid-19 yang terjadi hampir satu tahun. Beliau menyatakan komitmen yang besar untuk memprioritaskan Bali segera bangkit, itulah alasan kenapa beliau berkantor di Bali.

Dalam pertemuan yang hangat dan penuh kekeluargaan, Ketua IHGMA DPD Bali, Dr. Yoga Iswara, BBA., BBM., MM., CHA menjelaskan bahwa badai yang kita hadapi adalah sama, namun perahu kita berbeda, tentunya kiasan perahu untuk Pariwisata Bali adalah perahu yang kondisinya paling buruk, sehinga tekanan dan gelombang akan sangat dirasakan tenaga kerja pariwisata yang sudah hampir setahun berstatus OTG (orang tanpa gaji), kondisi kami yang terpuruk di Bali tidak mungkin bisa dirasakan bagi kaum Elite yang masih tetap mendapatkan gaji saat ini.

"Kami sangat mengapresiasi Pemerintah melalui dana hibah dan juga para Pengusaha dan GM hotel yang telah banyak berkorban mengupayakan segalanya untuk bertahan ditambah tekanan aturan yang dikeluarkan tidak tepat sasar, sehingga menambah sesaknya nafas pariwisata,"ujarnya.

Yoga Iswara menambahka,"bahwa saat ini Bali telah memasuki tahapan Komplikasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 sebesar – 9.31% sedangkan nasional adalah – 2.07% dan Bali berada pada peringkat 34. Komplikasi yang dimaksudkan adalah kebijakan tidak bisa terfokus pada satu aspek saja, aspek kesehatan dan aspek ekonomi harus bisa berjalan berdampingan coexist at mutual tolarance, yang artinya prokes CHSE kita perketat namun perekonomian juga jangan terlalu dibatasi, sehingga harus ada sense of crisis pada kedua aspek tersebut,"paparnya.

Yoga menjelaskan program reward dan punishment bisa diterapkan, bisnis yang melanggar dan tidak menerapkan prokes CHSE  ditutup dan yang berhasil menerapkan prokes CHSE agar bisa di support dengan baik dan diberikan reward.

Kontribusi Devisa Pariwisata Bali Tahun 2019 mencapai 75 T dengan pencapaian nasional adalah 270 T, sehingga Bali berkontribusi hampir 30%. Berdasarkan angka tersebut, sudah sepantasnya Bali mendapatkan prioritas program vaksinasi minimal 70% dari jumlah penduduk yang ada, yaitu 2.9 juta penduduk dan yang dibutuhkan saat ini adalah timelines dan eksekusi yang jelas, cepat dan terukur sehingga harapan masyarakat Bali untuk bangkit bisa kita jaga dan realisasikan bersama. 

Setelah program vaksinasi fokus selanjutnya adalah open border untuk wisatawan international, karena Bali tidak bisa tergantung hanya dengan domestik market, real solutionnya adalah wisatawan international. Dalam hal ini tentunya kita tetap selektif dan berfokus pada wisatawan yang sudah melaksanakan vaksinasi di negaranya dan juga wisatawan dengan longstay minimal 30 hari tetap melalui prokes CHSE kedatangan.

"Bapak Menteri Sandiaga Uno merespon positif dan sangat berempati terhadap kondisi Bali saat ini, beliau mengungkapkan kita dalam frekuensi yang sama, dan sangat setuju bahwa Bali harus memiliki terobosan yang terukur untuk mengantisipasi tekanan pandemi covid-19. Harapan IHGMA terkait program vaksinasi untuk Bali akan diupayakan mencapai 70% dan rencananya akan mulai dilaksanakan pada bulan Maret 2021,"ungkapnya.

Bali harus mendapatkan prioritas untuk program vaksin baik melalui platform pemerintah ataupun platform gotong royong untuk menciptakan herb imunity yang kuat pada komunitas di Bali. 

Sandiaga Uno juga menambahkan bahwa rencana open boarder untuk wisatawan international akan dicanangkan paling cepat bulan Maret atau paling lambat bulan April 2021 melalui program FCC (Free Covid Corridor), untuk itu mari bersama-sama kita siapkan mekanismenya dengan baik terutama prokes CHSE agar tetap dapat dijalankan dengan ketat dan konsisten. 

Bali harus bangkit dan bersama sama kita mnegupayakan yang terbaik untuk Bali, termasuk bagaimana bisa memberdayakan pecalang yang ada sebagai ambasador dari CHSE, serta berharap agar IHGMA dapat menjadi pendamping program Desa Wisata ungkap Sandiaga Uno dan sekaligus menutup pertemuan tertutup yang juga dihadiri oleh Deputi Sumber Daya dan Kelembagaan, Bapak Dr. Wisnu Bawa Tarunajaya, Fransiska Handoko (Sekjen IHGMA Bali), Wayan Muka (Waka II IHGMA Bali), Agung Sudda (Kabid Hukum IHGMA Bali), Theresia Elena (Kabid Humas IHGMA Bali), Ida Ayu Lestari (Kabid Kelembagaan) dan Nyoman Prabawa (Wakabid IT IHGMA Bali). (R)

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait