Terapis Asal Bali Memiliki Posisi Tawar Yang Sangat Tinggi

Terapis Asal Bali Memiliki Posisi Tawar Yang Sangat Tinggi

Kepengurusan Bali Spa and Wellness Association (BSWA) periode 2023 - 2028, dikukuhkan di Kuta, Jumat (8/9/2023).

I Gde Nyoman Indra Prabawa resmi mendapuk amanah sebagai ketua BSWA masa bhakti lima tahun ke depan. 

Pengukuhan tersebut dipimpin Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Prof. Dr. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati.

Mantan Wakil Gubernur Bali yang akrab disapa Cok Ace itu memastikan, sebagai induk organisasi, PHRI Bali akan selalu mengayomi BSWA.

Pengayoman yang dimaksud, dengan membela secara eksternal, dan pembinaan di internal. 

Ia berharap, sinergitas di antara asosiasi yang dinaungi PHRI Bali bisa terus ditingkatkan. 

Sinergitas itu diyakini bakal berimplikasi positif bagi kepariwisataan Pulau Seribu Pura. 

"Jadi saya astungkara, Spa yang memang berat pada awalnya kita kembangkan di Bali, astungkara sudah menjadi perusahaan yang sejajar dengan usaha-usaha pariwisata lainnya," ungkap Cok Ace ketika ditemui wartawan. 

"Saya selalu tekankan kepada teman-teman BSWA untuk menjaga martabat, jaga nama baik. Tidak hanya nama baik pengusaha Spa, tetapi juga nama baik Bali," lanjutnya. 

Cok Ace mengakui, terapis asal Bali memiliki posisi tawar yang sangat tinggi.

Bahkan wisatawan mancanegara (wisman) sangat menyukai pelayanan yang diberikan terapis asal Pulau Bali.

"Ini saya kira tidak lepas daripada konsep orang Bali, yang menerapkan Sat Kerthi Loka Bali, itu yang diterapkan juga selaku terapis di negara-negara asing. Ini yang sangat saya apresiasi," ujarnya. 

"Saya apresiasi, terapis Bali yang bekerja di luar negeri, masih ingat dengan Tuhan, dan Dewanya, masih ingat sembahyang. Kemudian menjaga hubungan baik, tidak saja dengan sesama terapis, tetapi juga dengan lingkungan, dan masyarakat disana," imbuhnya. 

Ketua Bali Spa and Wellness Association (BSWA) periode 2023 - 2028, I Gde Nyoman Indra Prabawa di tempat yang sama mengemukakan, pandemi Covid-19 telah membawa perubahan paradigma.

Pelaku industri spa dan kesehatan (wellness) diakui menjadi lebih kreatif serta inovatif. 

Perubahan paradigma itu pun disebut membawa berkah tersendiri bagi anggota BSWA, utamanya pascapandemi Covid-19.

"Setelah pandemi dicabut semakin tumbuh, kita sudah 60 sampai 70 persen spa sudah mulai buka, dan berjalan, sudah mulai sehat dan okupansi mereka sudah cukup bagus," bebernya. 

Ditanya tren, Balinese Massage diakui tetap menjadi primadona.

Bahkan seluruh wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara diklaim menyukai Balinese Massage. 

"Balinese Massage itu prioritas, dan favorit untuk di Bali," pungkasnya.

Admin
Author : Admin

Kabardewata.com | Media cerdas dari Bali adalah media online independen, berintegritas dan terpercaya menjadi rujukan informasi oleh pembaca.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait